PERPUSTAKAAN
UI ( CRYSTAL OF KOWLEDGE )
Perpustakaan UI
yang dikerjakan sejak Juni 2009 itu dirancang sebagai gedung ramah lingkungan
(eco friendly) terbesar di dunia. Luas bangunan keseluruhan 30 ribu meter
persegi dan merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang
dibangun pada 1986-1987. Bangunan itu berdiri atas sokongan dana pemerintah dan
kalangan industri dengan anggaran sekitar Rp 110 miliar.
Prof Emirhadi
mengatakan, gedung perpustakaan tersebut dirancang dengan konsep
sustainable building bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan,
yakni energi matahari (solar energy). Selain itu, di dalam gedung pengunjung
dan pegawai tidak boleh membawa tas plastik untuk wadah. Area bangunan ramah
lingkungan itu bebas asap rokok, hemat listrik, air, dan kertas.
Walaupun 60 persen
bangunan tersebut ditimbun lapisan tanah dan rumput, kondisi ruangan tidak
gelap. Sebab, di antara punggung rerumputan itu terdapat jaringan-jaringan
selokan yang di sampingnya terdapat kaca tebal bening selebar 50 sentimeter.
Selokan itu untuk mengalirkan air hujan ke tanah resapan, sedangkan fungsi kaca
sebagai sistem pencahayaan.
Desain awal perpustakaan itu diperoleh dari
sayembara yang dimenangkan PT Daya Cipta Mandiri (DCM) dan mengambil tema
Morpheus. Modelnya menghadirkan bangunan masa depan dengan mengambil sisi danau
sebagai orientasi perancangan. Penggunaan bukit buatan sebagai potensi
pemanfaatan atap untuk fungsi penghijauan. Sedangkan pencahayaan alam dilakukan
dengan melalui beberapa skylight.
Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung
antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Dengan begitu,
penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal. Penggunaan energi matahari
dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan.
Prof Emirhadi menjelaskan, untuk memenuhi standar
ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah.
Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung
bangunan. Tentunya, setelah diproses melalui pengolahan limbah atau sewage
treatment plant (STP).
Finishing eksterior bangunan tersebut mengunakan batu
alam andesit, sedangkan interiornya memakai batu palimanan Palemo. Kedua bahan
bangunan itu bersifat bebas pemeliharaan (maintenance free) dan tidak perlu
dicat. Batuannya kami ambil dari Sukabumi.
Ruang perpustakaan pusat UI terdiri atas
delapan lantai. Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis mahasiswa yang
terdiri atas toko buku, toko cendera mata, ruang internet, serta ruang
musik dan TV. Ada juga restoran dan kafe, pusat kebugaran, ruang
pertemuan, ruang pameran, dan bank.
Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas seperti
ruang tamu, ruang pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang teknologi
informasi, serta unit pelayanan teknis. Sedangkan di lantai 7 terdapat ruang
sidang dan ruang diskusi. Gedung perpustakaan juga dilengkapi plaza
dan ruang pertemuan yang menjorok ke danau.
Selain itu, perpustakaan tersebut dilengkapi
sistem teknologi informasi mutakhir sehingga memungkinkan pengunjung leluasa
menikmati sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal, dan
lain-lain. Perpustakaanyang segera beroperasi itu memang menonjol jika
dibandingkan dengan bangunan lain di kompleks kampus UI Depok yang berdiri
areal 312 hektare tersebut. Perpaduan gaya arsitektur unik serta lokasi perpustakaan di
tepi Danau Kenanga UI membuat bangunan berwarna dasar abu-abu itu terlihat
mencolok.
Untuk melengkapi desain ramah lingkungan, sejumlah
pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter lebih dari 100 sentimeter sengaja
tidak ditebang saat pembangunan gedung itu. Keindahan menjadi lengkap karena
gedung itu mengeksplorasi secara maksimal keindahan tepi danau yang asri,
sejuk, dan, teduh. “Keunikan yang lain, nanti terdapat berbagai huruf aksara
dari seluruh dunia yang akan ditulis di kaca gedung sebagai dinding,” ujar
Devie berpromosi.
Secara spesifik, perpustakaan itu memang
dibangun untuk mengangkat nama Indonesia di dunia internasional. Alasan yang
paling utama karena UI menjadi satu-satunya universitas di dunia yang
mencantumkan nama bangsa. Karena itu, diharapkan pada masa depan bangunan itu
akan menjadi salah satu ciri fisik Indonesia di dunia internasional.
1.
Konsep bangunan
tersebut yaitu sustainable building menggunakan energi terbarukan yakni energi
solar, dan ramah lingkungan. Bangus untuk dijadikan landmark kampus.
2.
Bangunan ini
mecerminkan keteraturan struktur pada bentuk Fasade nya dan dinding dinding nya
yang banyak bukaan. Tidak perlu menggunakaan pencahayaan buatan.
3.
Bangunan ini
sangat memperhatikan terhadap lingkungan, 60 persen bangunan tersebut ditimbun
dilapisan tanah dan rumput. Kondisi ruangan tidak gelap. Sebab pada lapisan
tanah dan rumput terdapat jaringan selokan yang dipinggirnya terdapat lapisan
kaca setebal 50 sentimeter untuk pencahayaan ke dalam.
4.
Bangunan tersebut
sangat peka terhadap lingkungan karena tidak boros terhadap penggunaan energi
5.
Teknologi yang digunakan untuk sistem ramah lingkungan
tersebut sudah sangat canggih penggunaannya dengan memasang kaca tebal tersebut
untuk pencahayaan.
Sumber : jpnn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar