• Breaking News

    Kamis, 11 Januari 2018

    PEER CRITICISM

    PERPUSTAKAAN UI ( CRYSTAL OF KOWLEDGE )


    Perpustakaan UI yang dikerjakan sejak Juni 2009 itu dirancang sebagai gedung ramah lingkungan (eco friendly) terbesar di dunia. Luas bangunan keseluruhan 30 ribu meter persegi dan merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun pada 1986-1987. Bangunan itu berdiri atas sokongan dana pemerintah dan kalangan industri dengan anggaran sekitar Rp 110 miliar.
    Prof Emirhadi mengatakan, gedung perpustakaan tersebut dirancang dengan konsep sustainable building bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan, yakni energi matahari (solar energy). Selain itu, di dalam gedung pengunjung dan pegawai tidak boleh membawa tas plastik untuk wadah. Area bangunan ramah lingkungan itu bebas asap rokok, hemat listrik, air, dan kertas.
    Walaupun 60 persen bangunan tersebut ditimbun lapisan tanah dan rumput, kondisi ruangan tidak gelap. Sebab, di antara punggung rerumputan itu terdapat jaringan-jaringan selokan yang di sampingnya terdapat kaca tebal bening selebar 50 sentimeter. Selokan itu untuk mengalirkan air hujan ke tanah resapan, sedangkan fungsi kaca sebagai sistem pencahayaan.
    Desain awal perpustakaan itu diperoleh dari sayembara yang dimenangkan PT Daya Cipta Mandiri (DCM) dan mengambil tema Morpheus. Modelnya menghadirkan bangunan masa depan dengan mengambil sisi danau sebagai orientasi perancangan. Penggunaan bukit buatan sebagai potensi pemanfaatan atap untuk fungsi penghijauan. Sedangkan pencahayaan alam dilakukan dengan melalui beberapa skylight.
    Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Dengan begitu, penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal. Penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan.
    Prof Emirhadi menjelaskan, untuk memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah. Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan. Tentunya, setelah diproses melalui pengolahan limbah atau sewage treatment plant (STP).
    Finishing eksterior bangunan tersebut mengunakan batu alam andesit, sedangkan interiornya memakai batu palimanan Palemo. Kedua bahan bangunan itu bersifat bebas pemeliharaan (maintenance free) dan tidak perlu dicat. Batuannya kami ambil dari Sukabumi.
    Ruang perpustakaan pusat UI terdiri atas delapan lantai. Lantai dasar berisi pusat kegiatan dan bisnis mahasiswa yang terdiri atas toko buku, toko cendera mata, ruang internet, serta ruang musik  dan TV. Ada juga restoran dan kafe, pusat kebugaran, ruang pertemuan, ruang pameran, dan bank.
    Lantai 2 hingga 6 akan dilengkapi fasilitas seperti ruang tamu, ruang pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang teknologi informasi, serta unit pelayanan teknis. Sedangkan di lantai 7 terdapat ruang sidang dan ruang diskusi. Gedung perpustakaan juga dilengkapi plaza dan ruang pertemuan yang menjorok ke danau.
    Selain itu, perpustakaan tersebut dilengkapi sistem teknologi informasi mutakhir sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal, dan lain-lain. Perpustakaanyang segera beroperasi itu memang menonjol jika dibandingkan dengan bangunan lain di kompleks kampus UI Depok yang berdiri areal 312 hektare tersebut. Perpaduan gaya arsitektur unik serta lokasi perpustakaan di tepi Danau Kenanga UI membuat bangunan berwarna dasar abu-abu itu terlihat mencolok.
    Untuk melengkapi desain ramah lingkungan, sejumlah pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter lebih dari 100 sentimeter sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung itu. Keindahan menjadi lengkap karena gedung itu mengeksplorasi secara maksimal keindahan tepi danau yang asri, sejuk, dan, teduh. “Keunikan yang lain, nanti terdapat berbagai huruf aksara dari seluruh dunia yang akan ditulis di kaca gedung sebagai dinding,” ujar Devie berpromosi.
    Secara spesifik, perpustakaan itu memang dibangun untuk mengangkat nama Indonesia di dunia internasional. Alasan yang paling utama karena UI menjadi satu-satunya universitas di dunia yang mencantumkan nama bangsa. Karena itu, diharapkan pada masa depan bangunan itu akan menjadi salah satu ciri fisik Indonesia di dunia internasional.
    1.      Konsep bangunan tersebut yaitu sustainable building menggunakan energi terbarukan yakni energi solar, dan ramah lingkungan. Bangus untuk dijadikan landmark kampus.
    2.      Bangunan ini mecerminkan keteraturan struktur pada bentuk Fasade nya dan dinding dinding nya yang banyak bukaan. Tidak perlu menggunakaan pencahayaan buatan.
    3.      Bangunan ini sangat memperhatikan terhadap lingkungan, 60 persen bangunan tersebut ditimbun dilapisan tanah dan rumput. Kondisi ruangan tidak gelap. Sebab pada lapisan tanah dan rumput terdapat jaringan selokan yang dipinggirnya terdapat lapisan kaca setebal 50 sentimeter untuk pencahayaan ke dalam.
    4.      Bangunan tersebut sangat peka terhadap lingkungan karena tidak boros terhadap penggunaan energi
    5.      Teknologi  yang digunakan untuk sistem ramah lingkungan tersebut sudah sangat canggih penggunaannya dengan memasang kaca tebal tersebut untuk pencahayaan.








    Sumber : jpnn.com 

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Fashion

    Beauty

    Culture